RUMAH JOGLO


Joglo adalah rumah adat masyarakat Jawa. Yang terdiri dari beberapa bagian.
Bagian pendapa adalah bagian paling depan Joglo yang mempunyai ruangan luas tanpa sekat-sekat, biasanya digunakan sebagai tempat pertemuan untuk acara besar bagi penghuninya. Pendopo biasanya terdapat soko guru, soko pengerek, dan tumpang sari.
Bagian Pringgitan umumnya berfungsi sebagai ruang tamu, bagian ini terhubung antara pendopo dan rumah dalem yang di batasi dengan seketsel atau gebyok.
Bagian Dalem adalah ruangan yang bersifat lebih privasi, biasanya digunakan sebagai ruang khusus keluarga.

Tak hanya megah, indah, sarat makna dan nilai-nilai sosiokultural, arsitektur bangunan joglo juga dapat meredam gempa. Sebuah bangunan joglo yang menimbulkan interpretasi arsitektur Jawa mencerminkan ketenangan, hadir di antara bangunan- bangunan yang beraneka ragam. Interpretasi ini memiliki ciri pemakaian konstruksi atap yang kokoh dan bentuk lengkung-lengkungan di ruang per ruang.
Rumah adat joglo yang merupakan rumah peninggalan adat kuno dengan karya seninya yang bermutu memiliki nilai arsitektur tinggi sebagai wujud dan kebudayaan daerah yang sekaligus merupakan salah satu wujud seni bangunan atau gaya arsitektur tradisional.

Konstruksi Rumah Joglo

Joglo merupakan kerangka bangunan utama dari rumah adat Jawa yang terdiri atas soko guru berupa empat tiang utama dengan pengeret tumpang di atasnya. Struktur joglo yang seperti itu, selain sebagai penopang struktur utama rumah, juga sebagai tumpuan atap rumah.
Pada arsitektur bangunan rumah joglo, seni arsitektur bukan sekadar pemahaman seni konstruksi rumah, tetapi juga merupakan refleksi nilai dan norma masyarakat. Kecintaan manusia pada cita rasa estetika, bahkan prilaku religiusitasnya terefleksi dalam arsitektur rumah dengan gaya ini.


Keindahan Rumah Joglo

Pada ruang depan pintu masuk terdapat satu tiang di tengah ruang yang disebut tiang keseimbangan atau soko geder, selain sebagai simbol kepemilikan rumah, tiang tersebut juga berfungsi sebagai pertanda atau tonggak untuk mengingatkan pada penghuni tentang keesaan Tuhan.
Begitu juga di ruang dalam terdapat empat tiang utama yang disebut soko guru melambangkan empat hakikat kesempurnaan hidup dan juga disimboliskan sebagi hakikat dari sifat manusia.
“Untuk membedakan status sosial pemilik rumah, kehadiran bentangan dan tiang penyangga dengan atap bersusun yang biasanya dibiarkan natural, menjadi ciri khas dari kehadiran sebuah pendopo dalam rumah dengan gaya ini,” tutur Sarwo Edi atau yang akrab disapa Edi Brintik, pengelola galeri Rumah Jawa, yang menyediakan rumah adat joglo dan furnitur etniknya". (Meredian).

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Itu alamat rumahnya dimana ya?

Posting Komentar